Program KAIL (Kuatkan Ekonomi Kecil) adalah jembatan untuk para donatur yang ingin memberikan “kail” kepada masyarakat kecil untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.
Kami menyalurkan donasi Anda untuk para pelaku ekonomi mikro dalam bentuk Pinjaman Tanpa Bunga.
Program dirancang dengan pendekatan “pemberdayaan”, bukan “santunan”. Program disertai dengan aktivitas pendampingan dan monitoring pengelolaan usaha. Program dirancang supaya dana yang terkumpul dari para donatur bersifat dana bergulir.
Program
Donasi disalurkan dalam bentuk PINJAMAN TANPA BUNGA, bagi pelaku ekonomi mikro.
- Sebelum pinjaman diberikan, calon penerima dana diminta untuk mengisi formulir pengajuan dimana pengajuan tersebut diketahui oleh Ketua DKM setempat.
- Dengan melibatkan DKM, maka penyaluran program pinjaman tanpa bunga ini dapat dimonitor secara bersama-sama
- Saat ada kendala dalam pengembalian, pihak DKM akan diminta untuk ikut membantu memecahkan masalah pinjaman tersebut
- Dengan bentuk penyaluran seperti ini, Agnia Care akan menerima pengembalian pinjaman dalam jangka waktu dan besaran cicilan yang disesuaikan dengan kemampuan si penerima pinjaman.
Dengan demikian, seluruh cicilan yang terkumpul akan disalurkan kembali ke pelaku-pelaku usaha kecil lainnya yang membutuhkan program pinjaman tanpa bunga.
Implementasi
Ibu Fulanah sudah lama berhubungan dengan Bank Emok (istilah masyarakat Sunda untuk menyebut rentenir) karena tidak memiliki akses ke perbankan. Kehidupan Ibu Fulanah yang sudah sedemikian berat, dipersulit lagi oleh tumpukan bunga pinjaman yang benar-benar mencekik leher.
Terjerumusnya Ibu Fulanah ke tangan rentenir berawal dari keterpaksaan karena desakan kebutuhan ekonomi. Meskipun bunga yang diminta sangat tinggi, Ibu Fulanah tidak punya banyak pilihan.
Menyadari sedemikian banyaknya warga masyarakat kecil yang terjerat rentenir, maka Agnia Care memberikan pinjaman tanpa bunga kepada orang-orang seperti Ibu Fulanah demi mengangkat harkat martabat kehidupan mereka.
Berbeda dengan Ibu Fulanah, Ibu Aisah dan puluhan ibu-ibu lainnya menghubungi Agnia Care karena memerlukan tambahan modal untuk warung kecilnya. Berawal dari pinjaman Rp 500,000, setelah terlihat lancar, Agnia Care kemudian meningkatkan “jatah” pinjamannya menjadi Rp 1,000,000. Setelah lunas, kini Ibu Aisah mengajukan pinjaman lagi Rp 3,000,000.
Pinjaman-pinjaman seperti ini terkelola dengan baik dengan tingkat “kredit macet” yang sangat rendah. Ini adalah hasil dari upaya manajemen pinjaman yang dijalankan oleh Agnia Care dimana setiap peminjam harus mendapatkan rekomendasi dari Ketua DKM di sekitar rumahnya. Jika terjadi kredit macet, Agnia Care akan menghubungi si Ketua DKM untuk bersama-sama mencarikan solusi atas kesulitan si peminjam dalam mengembalikan pinjamannya