Berapa banyak kaum dhuafa yang kehilangan mata pencahariannya akibat terdampak COVID-19? Berapa banyak diantara mereka yang terpaksa harus menutup usahanya karena tidak ada pembeli yang menghampiri?
SMESCO mencatat setidaknya 78% responden mengalami penurunan omset atau menutup usahanya.
Agnia Care merasa terpanggil untuk membangkitkan semangat mereka disaat ekonomi kini mengalami perbaikan dan kondisi pandemi sudah lebih terkendali.
Agnia Care mengajak masyarakat untuk membantu mereka kembali berjualan.
| Program |
Agnia Care merancang program Bator (Bakso Motor) atau Butor (Bubur Motor) yakni berkeliling berjualan bakso atau bubur ayam menggunakan kendaraan motor roda dua.
- Agnia Care menyiapkan gerobak dan peralatan-peralatan lainnya untuk mereka berjualan bakso/bubur ayam.
- Agnia Care kemudian menggandeng mitra pengusaha bakso dan bubur ayam dimana para dhuafa membeli bahan baku ke mitra pengusaha yang selanjutnya mereka berjualan.
- Dengan dukungan dana dari Agnia Care untuk pengadaan gerobak dan modal kerja, selanjutnya para dhuafa berjualan keliling dan dibina langsung secara harian oleh mitra pengusaha.
Dengan menyiapkan dana Rp 2 juta per dhuafa, Insya Allah pada dhuafa kembali bisa berjualan. Tidak perlu berpikir tidak bisa berjualan, karena mereka mendapat pendampingan dari mitra Agnia Care.
Dukungan Anda jelas menjadi keniscayaan demi memastikan program baik ini dapat dirasakan oleh kaum dhuafa.
| Implementasi |
Dengan menggandeng pengusaha Baso Japri, Agnia Care merancang program jualan Baso Mang Uju yang dijajakan keliling menggunakan sepeda motor.
Saat ini program Baso Mang Uju telah bergulir dimana si penjual mendapatkan omset rata-rata Rp 300 ribu per hari. Laba bersih yang mereka dapatkan bisa mencapat Rp 150 ribu per hari.
Angka yang lebih dari cukup dirasakan oleh si penjual dimana saat sebelum jualan Baso Mang Uju mereka tidak memiliki pandangan bagaimana melangsungkan hidup akibat terhimpit kondisi ekonomi.